Apa Saja Sumber Stress Jabatan dan Apa Dampak Stress Bagi Diri Kita?


 

A.   Model Stress

Sebelum membahas lebih jauh tentang stress kita perlu memhami terlebih dahulu beberapa model stress. Model stress terdiri dari beberapa jenis, diantaranya yaitu?

1.     Model  Stres Berbass Respons

Model stress ini menjelaskan respons atau pola respons tertentu yang dapat mengidentifikasikan stressor.



Respon terhadap stres dapat dibedakan  berdasarkan 2 kasus berikut:

a.      Jika penyesuaian internal yang mempengaruhi individu hanya pada tingkat keberfungsian sosial, efek strs akan menyangkut kesehatan psikologis dan mental dengan sedikit perubahan fisiologis saja.

b.      Jika penyesuaian internal yang mempengaruhi individu pada tingkat yang lebih luas terhapap keseimbangan sosial maka efeknya akan mengganggu kondisi fisiologis sebagai hasil psikososiologis.  Dalam hal ini yang mungkin terjadi bahwa fungsi regulasi fisiologis otak juga terganggu

2.    Model Stres berbasis stimulus

Model stres psikologis berbasis stimulus berakar pada fisika dan teknik.  Analoginya adalah bahwa stres dapat diartikan sebagai tekanan, yang menghasilkan reaksi tuntutan atau beban yang menyebabkan distorsi.

3.    Model Stres Interaktif

Model ini merupakan gabungan dari model stres berbasis respon dan model stres berbasis stimulus. Dalam model stres interaktif, kecelakaan kerja dapat berupa tindakan jangka pendek dan manifestasi paparan stres jangka panjang (memiliki dampak langsung dan tidak langsung terhadap perilaku).

a.    Penilaian kognitif (cognitive appraisal)

yakni stres dianggap sebagai pengalamansubjektif yang bergantung pada persepsi situasi atau kejadian

b.    Pengalaman (experience)

yakni cara suatu situasi atau kejadian dirasakan bergantung pada keakraban dengan keadaan, ekspose sebelumnya terhadap acara, pembelajaran, penddikan dan pelatihan (kemampuan aktual seseorang)

c.    Tuntutan (demand)

tekanan atau tuntutan adalah produk dari tuntutan aktual, tuntutan yang dirasakan, kemampuan aktual, kemampuan yang dirasakan, dan kemampuan yg dirasakan untuk memenuhi tuntutan tersebut, Kebutuhan dan keinginan, dan tingkat gairah) langsung akan mempengaruhi cara dimana tuntutan dirasakan.

d.    Pengaruh interpersonal (Interpersonal influence)

yakni ada atau tidak adanya  orang lain/rekan kerja akan mempengaruhi persepsi kita tentang stres. Dengan demikian faktor latar belakang dan situasi akan mempengaruhi pengalaman subjektif stres, respon kita, dan perilaku coping yang digunakan

e.    Suatu keadaan stres (a state of stress)

yakni ketidak seimbangan atau ketidak cocokan  antara “tuntutan” yang dirasakan, dan persepsi kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan itu. 

4.    Model Stres Pekerjaan/Jabatan

Stefen Robins (2001) menggunakan job stress dalam menyusun model, yang menggambarkan sumber dan dampak stres jabatan.

 

B.   Sumber Stress Jabatan

Stressor pekerjaan berasal dari tiga sumber yang potensial yaitu:

1.     Faktor lingkungan

Ketidak pastian ekonomi, kontraksi ekonomi dan resesi ekonomi membuat semua orang merasa cemas.  Penurunan daya beli, harga yang tidak terkendali ketidak seimbangan supply dan deman terhadapbarang jasa tenaga kerja akan meningkatkan stress pada setiap orang. 

Dampak dari ketidakpastian ekonomi yang paling dirasakan adalah semakin meningkatnya pengangguran dan jumlah penduduk miskin, yang pada gilirannya akan meningkatkan kerawanan social, kejahatan dan kondisi tidak aman.

2.    Faktor Organisasi

Stresor dari faktor organisasi meliputi tuntutan tugas, peran dan interpersonal, struktur organisasi serta kepemimpinan organisasi.  Tuntutan tugas berkaitan dengan pekerjaan seseorang.  Termasuk di dalamnya adalah desain kerja individual (otonomi, variasi tugas, tingkatan otomatisasi), kondisi kerja, layout kerja fisik.  Saling ketergantungan antara individu dengan tugas, dan tugas dengan yang lainnya sangat berpotensi untuk menimbulkan stress.  Tempat kerja dengan temperatus tinggi, bising, kondisi kerja yang berbahayam dan ruang yang penuh sesak dapat meningkatkan stress dalam pekerjaan

3.    Faktor individu

Seorang individu berada dalam lingkungan pekerjaan sekitar 40 jam per minggu, sedang waktu sisanya berada di luar lingkungan pekerjaannya.  Oleh karena wajar jika kehidupan imdividu di luar lingkungan pekerjaannya dapat mempengaruhi perilaku nya di tempatkerja. Contoh:  Masalah ekonomi keluarga antara lain gaji yang tidak mencukupi, tunjangan keseahteraan yang tidak memadai, sementara tingkat kebutuhan yang terus meningkat menyebabkan pekera mengalami kesulitan finansial.  Kesulitan finansial yang dialami pekerja akan menambah stress mereka, yang pada akhirnya berdampak terhadap menurunnya atensi pekerja terhadap pekerjaannya

Stressor pekerjaan berasal dari tiga sumber yang potensial yaitu:

1.     Tuntutan tugas

Tuntutan tugas menjadi stresor terkait dengan pekerjaan tertentu yang dilakukan seseorang.  Dalam organisasi, beberapa pekerjaan mungkin lebih stress dari pada yang lain.  Tuntutan tugas yang menadi stresor utama adalah Overload . Overload terjadi ketika seseorang memiliki banyak pekerjaan dibandingkan dengan kemampuan untuk menanganinya.

2.    Tuntutan fisik

Tuntutan Fisik pekerjaan merupakan persyaratan fisik yang dirasakan pekerja.  Tuntutan ini melibatkan fungsi dari karakteristik fisik, pengaturan dan tugas tugas fisik pekerjaan. Desain kantor bias menjadi masalah, sebuah kantor yang dirancang buruk dapat membuat sulit bagi orang untuk memiliki privasi, atau mempromosikan interaksi social terlalu banyak atau terlalu sedikit.  Terlalu banyak interaksi mungkin mengalihkan perhatian seseorang dari tugasnya, sedangkan terlalu sedikit dapat menyebabkan kebosanan dan kesepian

3.    Tuntutan peran

Tuntutan peran menjadi sumber stress bagi orang-orang dalam organisasi. Orang dalam organisasi , bekerja dengan harapan memiliki peran tertentu untuk bertindak dengan cara tertentu.  Mereka memiliki harapan tersebut baik secara formal dan informal. Individu merasakan harapan peran dengan berbagai tingkat akurasi, dan kemudian berusaha untuk memberlakukan peran itu. Namun, kesalahan bias merambat ke dalam proses ini sehingga ambiguitas peran, konflik peran, dan peran berlebihan dapat menimbulkan stress.

4.    Tuntutan antar pribadi/Interpersonal

Stresor Organisasi terdiri dari 3 tuntutan antar pribadi : Tekanan kelompok, kepemimpinan dan konflik interpersonal. Tekanan kelompok termasuk tekanan untuk membatasi output, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok. Gaya kepemimpinan juga dapat menyebabkan stress.  Disaat karyawan membutuhkan banyak dukungan social dari pemimpinnya, namun pemimpinnya cukup kasar dan tidak menunjukan kepedulian. Konflik interpersonal menyebabkan stress. Konflik dapat terjadi ketika dua atau lebih orang untuk bekerja sama.

 

C.   Dampak Stress

Chandra Patel (1991) merangkum beberapa contoh tentang gejala stress mental, emosional, fisik, dam perilaku, yakni sebagai berikut :

1.     Gejala Mental

a.      Ketidak mampuan berkonsentrasi

b.      Kesulitan dalam membuat keputusan yang sederhana

c.       Kehilangan rasa percaya diri

d.      Kelelahan yang tidak berarti

e.      Penyimpangan memori

f.        Kesulitan dalam membuat penilaian rasional

g.      Perasaan kurang maksimal di bawah tekanan waktu

h.      Membuat keputusan yang terburu-buru

i.         Berfikir Lengah

j.         Kecenderungan untuk kehilangan presfektif

k.      Bingung       

l.         Pelupa

m.   Kehilangan gairah

n.      Canggung

o.      Hilangnya rasa humor

p.      Pandangan yang kosong

q.      Tingginya tingkat kecemasan dan ketakutan

r.        Mudah marah kepada orang lain

2.    Gejala Emosional

a.      Kemarahan yang meledak

b.      Kecemasan

c.       Rasa Takut atau serangan panic yang tidak rasional

d.      Perasaan putus asa

e.      Rasa takut atau serangan panic yang tidak rasional

f.        Merasa bersalah

g.      Meningkatnya sinisme

h.      Agresi yang tidak semestinya

i.         Merasa depresi

j.         Mimpi buruk

k.      Merasa tidak aman

l.         Meningkatnya kemurungan

m.   Menangis atau bersedih

n.      Takut akan kritik

3.    Gejala Fisik

a.      Otot tegang (bahu sakit, sakit punggung)

b.      Pernafasan yang tidak menentu

c.       Telapak tangan berkeringat

d.      Jari-jari dingin

e.      Mulut kering

f.        Terasa pusing

g.      Dada Nyeri

h.      Suara bernada tinggi

i.         Simpul di perut

j.         Dan lain-lain

4.    Gejala perilaku

a.      Banyak atau sedikit makan

b.      Banyak atau sedikit tidur

c.       Menggigit kuku

d.      Menarik/menjambak rambut

e.      Menarik diri secara social

f.        Mengabaikan penampilan atau kebersihan

g.      Mengemudi dengan sembarangan

h.      Menggoyangkan lutut, mengetuk jari, meringis, memukul bibir dan semacamnya

i.         Perilaku obsesif-kompulsif (memeriksa kunci, belanja, atau mencuci yang tidak perlu)

j.         Dan lain-lain

5.    Menurut Chandra Patel (1991)  stress memiliki dampak terhadap sakit dan penyakit berikut:

a.      Sakit kepala yang terasa tegang

b.      Migrain

c.       Sakit punggung

d.      Alergi

e.      Tekanan Darah tinggi

f.        Jantung

g.      dll

 


 

Komentar