A study on stress level and coping strategies among undergraduates students



 IDENTITAS JURNAL

 

INTRODUCTION

Semua orang merasakan stress terlepas dari umur, ras, agama, warna kulit, pekerjaan, latar belakang pendidikan hingga lingkungan sekitar (Esia-Donkoh, Yelkpieri, 2011).  Dalam menghadapi stress ini, coping digunakan seagai peran signifikan dalam menghadapi atau mengurangi stress yang dirasakan individu.

            Masa perkuliahan merupakan salah satu masa yang paling penting dalam dunia orang dewasa muda (young adulthood).  Namun, dalam masa ini juga ditemukan banyak masalah dan juga hal-hal yang berpotensi menimbulkan stress bagi individu seperti misalnya masalah tugas, merasa tidak kompeten, tugas yang rumit hingga permasalahan kurangnya motivasi belajar.

Coping yang tepat dan efektif mampu mengurangi efek stress yang berpotensi bagi kesehatan fisik dan kesehatan mental indiidu. Coping di sini berguna untuk mengatasi stress yang dihadapi mahasiswa. Pemilihan coping yang tepat sangatlah penting karena dengan coping yang tepat, efek negatif stress dapat berkurang. Jenis coping yang ditemukan di kehidupan nyata bermacam-macam tergantung individu, ada yang makan dalam jumlah banyak, minum alkohol, hingga perasaaan tertinggal daripada yang lain (Ostwald & Riddock, 2007).


PROBLEM STATEMENT

            Banyak penelitian sebelum penelitian yang menyatakan bahwa banyak siswa mengalami beberapa bentuk stres tergantung pada lingkungan dan beban kerja akademis mereka. Peneliti menemukan bahwa mengikuti pendidikan tinggi untuk pertama kalinya merupakan masa yang menegangkan bagi banyak mahasiswa baru.

            Stres yang paling umum di kalangan mahasiswa biasanya terkait dengan ujian dan akademisi, masalah hubungan pertemanan dan percintaan di universitas atau keluarga, rindu kampung halaman bahkan karena masalah keuangan. Untuk mahasiswa tahun terakhir biasanya terjadi karena perenungan mereka tentang prospek pekerjaan mereka saat mereka lulus (Wang, 2005) dan mencari magang dan pekerjaan.

            Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mempelajari tentang stres tetapi tidak ada penekanan pada strategi coping yang efektif. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat stres dan strategi coping di kalangan mahasiswa, tingkat stres dan hubungan strategi coping dan terakhir mengidentifikasi tingkat stres dan strategi coping mereka.


HASIL PENELITIAN


      Korelasi Pearson antara tingkat stres dan strategi coping menunjukkan korelasi negatif yang signifikan (r = -0,57, p <0,05). Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi terbalik yang menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat stres yang rendah cenderung memiliki strategi coping stres yang lebih baik.

      Analisis korelasi menunjukkan bahwa stress memiliki hubungan yang lemah dengan coping nonproduktif (r = 0,431)

      Tingkat stres memiliki hubungan yang sedang dengan coping produktif (r = 0,671), dan

      Tingkat stres memiliki hubungan yang kuat dengan mengacu pada coping orang lain (r = 0,773).

Temuan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa strategi coping yang paling disukai oleh mahasiswa adalah mengacu pada metode coping orang lain (misalnya bertemu dengan teman, meminta saran dari orang lain, berbicara dengan orang lain untuk mendapatkan dukungan emosional) diikuti dengan coping produktif (misalnya bermain olahraga untuk mengatasi, melihat sisi baiknya) dan yang paling tidak disukai adalah koping yang tidak produktif (misalnya, menghindari bersama orang lain, merasa bersalah, khawatir tentang situasi saat ini) ketika menghadapi stres

 HASIL ANALISIS

          Stres merupakan suatu proses dimana individu menilai dan mengatasi tantangan dan ancaman yang berasal dari lingkungannya. Stres dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

Distress: akibat dari stressor yang tidak menyenangkan & tidak diharapkan

Eustress: jumlah stress optimal yang dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi

    Fase muda sebagai mahasiswa menghadapkan mereka pada tekanan dari berbagai arah, mulai dari akademik, lingkungan, keluarga maupun dari diri sendiri. Apabila tekanan itu terlalu berat dan tidak dapat dihandle dengan baik, akan dapat berakibat stress dan menurunkan semangat mahasiswa, sebaliknya apabila mahasiswa melakukan manajemen stress yang baik, tekanan tersebut dapat menjadi motivasi yang membangun. Mayoritas mahasiswa mengalami stress pada tingkat moderate atau menengah dengan stresor Academic preassure dan final exam. Korelasi pearson pada analisis ini menunjukan korelasi negative yang signifikan. Maka hasil dari peneitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami stress tingkat rendah kemungkinan memiliki  strategi coping stress yang lebih baik

    Coping Stress Yang Dapat Dilakukan Oleh Mahasiswa, yaitu adalah Emotion-Focused Coping : merupakan strategi untuk meredakan emosi individu yang ditimbulkan oleh stressor tanpa berusaha merubah suatu situasi menjadi sumber stress. Bentuk emotion-focused coping pada penelitian ini adalah: Bertemu dengan teman, Meminta saran dari sesama, Mencari dukungan emosional, Berolahraga, dan belajar melihat sesuatu dari sisi baiknya(mengambil hikmahnya saja)


KELEMAHAN JURNAL

        Pada pemaparan hasil penelitian, penulis menampilkan 3 level stress (low, moderate dan high) tetapi tidak diuraikan matriks atau indikator yang mendasari penggolongan level stress tersebut.
        Penulis yang sama menerbitkan jurnal mengenai analisis stress juga dan disertai indikator namun kurang dapat diaplikasikan pada jurnal yang kami teliti karena objeknya berbeda tingkat  pendidikan. Maka kami asumsikan penulis menyimpulkan level tersebut menggunakan pertimbangan pribadi saja.
 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar